Minggu, 29 Agustus 2010

Hari Ini..28 Agustus 2010

Hari ini...00.01

oleh Agiez Satria pada 28 Agustus 2010 jam 00.01
Hari demi hari kulewati,pelan tapi pasti,hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru,karena aku akan membuka lembaran baru,untuk sisa jatah umurku yang baru..
Rabb,akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?akankan aku merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?masihkah aku diberi kesempatan?
Hari ini,hari dimana dulu aku dilahirkan,hari dimana orang tertawa sekaligus terharu,menjelang perkenalanku dengan dunia ini,hari ini sejenak aku ingin mengenang kembali,perjalanan hidup yang penuh liku,suka,duka,tawa,tangis yang mengisi hari-hariku..
Rabb,berapakah sisa umurku?apakah setahun lagi?sepuluh tahun lagi?atau malah sisa sehari?
Aku sadari akan umurku,adalah amanah-Mu,saat aku kembali,pasti akan dimintai pertanggungjawaban-Nya oleh-Mu,aku sadari,pasti ada akhirat yang abadi..
Semakin bertambah umurku,semakin Engkau kurangi jatah kehidupanku,syukurku tetap dan selalu,Izinkan aku berterimakasih pada-Mu,Alhamdulillah,terima kasih atas umurku Rabb,semoga bisa memanfaatkan setiap waktu yang tersisa,semoga diberikan tambah ilmu dan rezeki,Engkau yang mendengar ikhtiar dan do'a-do'a,,
Hari demi hari,bulan demi bulan,dan tahun demi tahun, Ibu,,9 bulan kau mengandungku,lelah,letih dan sakit tak kau hiraukan,itu demi aku,siang malam kau mengharapkan kelahiranku,kau tak pernah mengeluh,walau sulitnya melahirkanku ke dunia,walau sakit yang kau derita,tangis yang menetes engkau nikmati,demi memberiku kesempatan membuka mata,,segala cara untuk membahagiakan,memenuhi kebutuhan,berbagai rintangan,cobaan yang dilewati sampai sekarang,kau merawatku,tidak pernah terucap keluh kesah dari mulutmu,kau membimbingku,tiada pernah kau mengenal kata lelah,do'amu selalu terucap tanpa kuminta untukku,mengiringi kemanapun aku melangkah,kau didik aku hingga kini,namun apa balasanku untukmu?aku sering membuatmu sedih,,maafkan aku Ibu,tidak akan pernah bisa kubalas sampai kapanpun jasamu,dengan apapun,,engkau yang tak pernah lari dariku,walaupun kecewa yang terucap karena ku berdosa,tapi maaf selalu ada darimu,membesarkan hatiku agar aku selalu memperbaiki diri,,Ibu,dihadapanku engkau selalu tersenyum,menyembunyikan semua kesulitan yang engkau pikul,urusan keluarga yang menjadi tanggungjawabmu bersama ayah,aku berdosa karena lalai,lalai dari membahagiakan mereka,karena tak tahu menahu kesulitanmu, demi anak-anaknya,tanpa memikirkan sedikitpun tentang diri mereka,ampunilah kedua orangtuaku,lindungilah mereka,bahagiakan mereka selamanya..
Untuk sahabatku,tetaplah menjadi sahabatku yang senantiasa menasehatiku,yang senantiasa merelakan waktumu untuk mendengarkan keluh kesahku,yang senantiasa memberiku semangat,yang senantiasa menyemangatiku untuk selalu maju menjadi yang terbaik,yang senantiasa mengingatkanku disaatku lalai,terima kasih atas segala kebaikan akhlakmu,terima kasih atas segala nasehat-nasehatmu,terima kasih atas segala semangat dan dukungan yang senantiasa diberikan,terima kasih atas segala waktumu,terima kasih karena telah mau menjadikan diri ini sebagai sahabatku,ku tahu banyak kesalahan yang tanpa kusadari dan tanpa kusengaja telah kulakukan,yang tanpa sadar terlontar dari kata-kataku,yang tanpa kutahu telah menyinggung perasaanmu,kuharap maafmu atas segala kesalahan dan kekeliruan yang telah kuperbuat,maafkan aku,,
Rabb,jagalah sahabat-sahabatku,lindungilah ia dengan perlindungan-Mu,kuatkanlah pancang kakinya agar selalu teguh berada dijalan-Mu,kuatkanlah jasadnya dengan segala anugerah-Mu,kuatkan ruh-Nya dengan ruh-Mu,buat ia tersenyum semangat dan istiamah di jalan-Mu,izinkanlah kami kelak bertemu di surga-Mu,Amiin Allahumma Amiin....

Tentang Cinta

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai Kau Sang Maha Cinta, terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”