Rabu, 22 Desember 2010

titik terakhir

Kasih sepanjang masa,sepanjang usia,tidak hanya hari ini,hanya saja hari ini istimewa bagimu,segenap do'a tercurah dari anakmu,,ibu..
Sendiri,..suara hati begitu jelas terdengar,semakin masuk kedalam semakin jauh aku memasuki dan mengerti kedalaman hatiku,sendiri tak selalu sepi,kadang sendiri adalah saat dimana kita belajar jujur pada segala,belajar memahami diri, saat tanpamu..
Bertahan dengan setitik asa,semoga tak padam,menyusuri lorong-lorong gelap satu demi satu,rasakan suasana kelembabannya,berusaha bangkit semampu mungkin walau kaki goyah seakan tak kuat, terus melangkah dan melangkah setahap demi setahap pertahankan pelita itu..
 
 

Minggu, 12 Desember 2010

And Again..

Semesta yang luluh,serat-serat senja mengabut,dan kita berbincang mengenang genang rintik hujan..
Sesungguhnya tidak ada penghalang antara do'a orang yang dianiaya dengan Allah Swt.(Rasulullah)
Sesungguhnya Allah mencela hambanya yang malas (meremehkan usaha). Karena itu, hendaklah kamu berupaya, dan bila sudah tidak mampu ucapkanlah, “Cukuplah Allah sebagai pemelihara, dan Dialah sebaik-baiknya tempat bersandar.”
Tiga orang yang pada Hari Kiamat kelak akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya, Allah akan menutup dosa-dosanya dengan rahmat-Nya, dan Allah akan memasukkannya ke dalam orang-orang yang dicintai-Nya. Ketiga orang tersebut adalah orang yang selalu bersyukur ketika diberi sesuatu, suka memaafkan ketika disakiti, dan selalu tenang tatkala amarahnya memuncak.”
Satu kegagalan bukanlah keterpurukan dari keseluruhan hidup,akan tetapi sebuah pelajaran yang akan membuat kita lebih semangat untuk berikhitar dan bertawakal kepada Allah untuk mendapatkan hasil yang terbaik dimasa dan waktu yang telah djanjikan...
Langit bumi jadi saksi setiap detik yang berlalu,hitam putih di alam dunia,semua wajah kan diuji dengan sesuatu yang dicintai,,
Menikmati senja dengan jejak-jejak tanah basah,genang bulir-bulir jelaga di dedaunan,
 
 
Yang kita butuhkan adalah kerendahhatian ketika diri gelisah mencari jawaban siapa diri,penerimaan ketika diri menyesal tak gapai mimpi-mimpi,kejujuran ketika diri diselimuti dusta tiada henti,kasih sayang ketika diri dirajam benci dan dengki
yang kita butuhkan adalah memahami diri sendiri..
Jelaga langit,udara basah,menyesakkanku,,kali ini, harus kutemui Engkau Rabb,dipersimpangan hati..
 

Sabtu, 11 Desember 2010

Tentang Hati

etiap manusia memiliki hati dan perasaan, baik rasa marah, rasa benci, rasa memiliki, rasa rindu, rasa cinta maupun rasa percaya (iman) dan rasa mengingkari (kufur) keberadaan Allah. Kalau kita menyadari, setiap apa yang kita lakukan dan kita ucapkan muncul dari sebuah perasaan. Dan dari perasaan (afeksi) inilah muncul sebuah tindakan (konasi). Namun selama ini hal yang menyangkut perasaan (hati) masih disangkut pautkan hanya pada persoalan agama dan Tuhan. Padahal segala bentuk tindakan pasti berasal dari apa yang dirasakan, apakah peasaan baik maupun perasaan buruk.
Ditegaskan oleh ahli agama, terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, berpendapat bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Allah (makrifatullah). Hati juga berperan sebagai pintu dan sarana Allah memperkenalkan kesempurnaann diri-Nya. Sebagaimana sabda Nabi mengatakan:
Tidak dapat memuat zat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali “hati” hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang. (HR. Abu Dawud)
Hadist ini menyiratkan bahwa, pengetahuan tentang Allah tidak bisa sekedar difahami oleh pikiran dan pengetahuan yang berasal dari respons indrawi, akan tetapi hanya bisa dirasakan dan difahami oleh hatinya. Karena indrawi hanya bisa menangkap sesuatu yang terbatas. Baik penglihatan, pendengaran dan penciuman, hanya mampu ditangkap oleh indria dengan ukuran tertentu. Selebihnya dari ukuran tersebut tidak akan tertangkap. Sebaliknya hati mampu menangkap sesutu yang tersembunyi dibalik materi, seperti perasaan senang, rasa indah terhadap sebuah benda (art), rasa cinta terhadap sesama maupun kepada Tuhan. Sehingga Allah memberikan isyarat akan hal ini dalam Firmannya:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami dan mereka mempunuai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melhat dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengar, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raaf [7]:179).
Apakah mereka tidak pernah bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk di dengarkan? Sebenarnya yang buta bukan mata melainkan “hati” yang ada dalam dada. (QS. Al Hajj [22]:46).
Demikian juga rasa iman, tidaklah dikatakan orang beriman jika hanya sampai kepada pemahaman pengetahuan membaca kitab secara tertulis sebagaimana ahli kitab yang terdahulu yang telah tercabut rasa imannya. Kenyataan ini pernah terjadi pengakuan orang Arab Badui yang mendatangi Rasulullah, bahwa dirinya telah beriman kepada Allah. Namun pengakuan orang Badui tersebut dibantah oleh Allah yang disampaikan melalui Rasulullah.
Orang-orang Arab badui itu berkata: Kami telah beriman. Katakan (kepada mereka) kamu belum beriman, tetapi kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS, Al Hujurat,49:14)
Dan Iman itu sesungguhhnya diturunkan oleh secara langsung dan dapat difahami dan dirasakan oleh yang menerimanya.
....tetapi Allah-lah yang menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci keada kekafiran dan kedurhakaan. Mereka itulah yang orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagaimana karunia dan nikmat dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi bijaksana. (QS. Al Hujuraat [49]:7-8).
Penggunaan istilah hati dalam Al Qur’an menandakan pentingnya hati sebagai tempat yang diperhatikan oleh Allah Swt. karena tempat perasaan baik maupun buruk.
Al Qur’an menggunakan istilah Qalb (hati) dan menyebutnya sebanyak 132 kali. Makna dasar kata qalb ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik turun. Diambil dari latar belakangnya, hati mempunyai sifat yang selalu berubah. Sebab hati adalah tempat dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan. Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan ke dalam hati para nabi maupun wali-Nya. Allah berfirman :
...ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membuat batasan antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-nyalah kamu sekalian akan dikumpulkan (QS. Al Anfal [8]:24).
....maka Jibril telah menurunkannya (Al qur’an) kedalam hati nuranimu dengan izin Allah, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi peunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS. ,Al baqarah [2]:97).
Hati adalah pusat pandangan, pemahaman dan ingatan (dzikir). Penegasan pengertian tersebut jelas sekali difirmankan Allah dalam Al Qur’an :
Apakah mereka tidak pernah bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang ditelinganya untuk didengarkan? Sebenarnya yang buta bukan mata, melainkan hati yang ada didalam dada (QS. Al Hajj [22]:46).
Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah kami alpakan dari mengingat Kami (zikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja,dan keadaan rang itu sudah keterlaluan (QS. Al Kahfi [18]:28).
Memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat memahaminya, begitu pula liang telinganya telah tersumbat.... ( QS. Al Kahfi [18]:57).
Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Al Qur’an? atau adakah hati mereka yang terkunci? (QS. Muhammad [47]:24).
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi,mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raaf,7:179).
Iman tumbuh dan bersemayam di dalam hati. dan didalam hati pula tumbuhnya kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu Allah tetap menegaskan, bahwa perilaku ibadah seseorang tidak bisa hanya dilihat dari sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman, yaitu hati. Karena sering dan banyaknya ibadah yang kita lakukan, kerap kali kita bahkan peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan). Padahal kemurnian hati inilah yang akan menghasilkan sesuatu yang haq, serta memberi dampak kepada iman seseorang secara langsung.
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al qur’an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut. Sehingga terdorong ingin meluapkan kegembiraan dan kerinduannya seraya bersujud dan menangis. Hal ini disebabkan adanya kesadaran jiwa yang mampu menembus sinar ilahy yang selalu memancar kepada jiwa yang mau mendekat kepada Allah. Dengan hatilah seorang mukmin mampu menangkap petunjuk yang diturunkan oleh Allah Swt. Dan dengan hati pula Allah menurunkan kesesatan seseorang yang mengingkari Allah.
Allah menilai segala perbuatan manusia ditentukan oleh niat yang ada dalam hati. Rasulullah menuntun kita untuk bekerja dengan hati. Karena Allah hanya mau menerima segala perbuatan yang diniatkan dengan sungguh-sungguh, dan menolak perbuatan orang-orang yang hatinya munafiq. Seperti diungkapkan dalam Al Qur’an :
Innal munafiqiini yukhadi’uunallah,wa hua yakhidi’uhum ..... (QS An Nisaa' [4]:142)

Rabu, 08 Desember 2010

Again..

Semesta yang luluh,serat-serat senja mengabut,dan kita berbincang mengenang genang rintik hujan..
Dicintai begitu dalam oleh seseorang akan memberimu kekuatan, sementara mencintai seseorang begitu dalam akan memberimu keberanian [Lao Tzu]
Tengoklah sejenak kelangit,Allah sedang menyapamu dengan ramah lewat awan,matahari,angin & paginya, tersenyumlah... Allah tau segala beban dipundakmu,semoga Allah memberkahi kita hari ini..
 
✫✫✫✫✫✫✫✫✫Padanya,ingin kumenaruh hati,agar tersimpan rapi,biar tak hilang terbawa arus derasnya godaan,bergelayut manja pada kisi-kisi cinta,agar tak salah memilih, tak salah menitipkan hati ❤❤❤❤❤❤❤❤❤
 
Aku tidak pernah hidup dalam ketakutan,aku tahu setiap orang menuju kematiannya,,hari ini,besok,atau lusa,,kematian akan menjemputku pulang
Kematian itu sudah merupakan ketentuan kodrati yang tidak akan pernah bisa dihindari oleh yang bernyawa,sebab khawatir dan takut, tiada lain karena hal-hal yang bersifat duniawi-materi(merasa senang terhadap dunia, berkumpul dengan anak cuc...u, keluarga, sanak famili,dsb) Begitulah watak manusia Keinginan untuk selalu bersama dengan segala yang telah dicapai dalam hidup di dunia menyebabkan manusia enggan untuk berpisah darinya. Maka muncullah ketakutan dan kekhawatiran akan kematian, hal itu hanya muncul pada orang-orang yang tidak mengetahui hakikat kematian. Padahal kematian takkan pernah terpisah dari hidup.
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."(QS.Al Imran:185).
Yang bisa menilai benar itu Allah,bukan manusia,tak berhak manusia menilai sesamanya menganggap paling benar atau paling salah,karena belum tentu dimata Allah.Kita menyembah Allah swt sebaiknya dapat seolah-olah memandang Allah swt atau kal...au belum mampu, kita wajib yakin bahwa Allah swt melihat kita,Allah Maha Tahu setiap gerak hati kita,“Tidaklah kalian ketahui bahwa hati hamba-hamba Allah SWT yang beriman itu dibahagiakan oleh Allah dengan banyak berdzikir kepada-Nya” (Al-Hadid:16)
Allah mempersiapkan pengampunan dosa dan ganjaran yang mulia bagi kaum muslimin dan muslimat yang berdzikir.” (Al-Ahzab:35)
Jangan cuma shalat raganya saja,hatinya juga harus shalat,khusyu', merendah diri dan merasakan seolah-olah betul-betul berdiri di hadapan Allah, sehingga hati tidak menoleh kepada yang lain daripada-Nya,mengumpulkan segenap pikiran dan perhatian kepada-Nya, berdiri dan berbaris seperti orang yang meminta perlindungan, miskin, dan susah. Lalu mengagungkan dan memohon ampunan dari lubuk hati yang paling dalam, karena menginginkan karunia-Nya, mengharap dan cemas dan memalingkan hati dan pandangan dari dunia,berjuang melawan nafsu, sabar dan terus bersabar untuk menguasainya hingga tertunduk hanya kepada Allah karena ingin Allah tidak berpaling dari kita, dari membaca firman Allah yang disertai dengan perenungan beralih kepada mengagungkan-Nya dengan penyucian, kemudian berdoa dalam sujud, memohon ampun, dan meminta perlindungan dari segala keburukan. Alangkah agungnya suasana saat itu dan alangkah agungnya apa yang dihadapi saat menghadap Allah dengan segenap hati dan anggota tubuh kita, mengharapkan rahmat dan memohon kasih sayang-Nya dengan jiwa yang berdosa, hina, rendah, miskin dan meminta pertolongan.Karena kita menghadapi fitnah dan cobaaan setiap hari, maka kita memohon kepada Allah agar melindungi kita, menjaga, menetapkan dan menerima kita,kita memohon agar diberi hidayah, taufiq dan dibuka hati. Jika diterima, maka kita meraih kemenangan,
Tentang perbedaan “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) (Al-Baqarah – 269),hukum-hukum agama Islam baik yang mengatur ibadah maupun kemasyarakatan semua yang diterima Nabi harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya, sementara masalah ruhani hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kapasitas masing-masing.
 

Untukmu ...............

Mentari telah pergi,larut menuai gelap,sebenarnya aku ingin menulis diatas senja merah sore tadi,tapi yang ada hanya butir-butir gerimis dan awan yang sesekali menghitamkan langit,kau tau senjaku selalu dibasahi jelaganya..
Aku hanya bisa mencari tempat rindang,oh iya..kau ingat pohon tua itu?tempat dimana kita pernah sama-sama gelisah,kutuliskan saja disitu,perlahan dalam ingatan...
Seharusnya tak ada jejarak lagi diatas sunyi ini,kau tau rindu ini tak ingin diam,do'aku telah kubentangkan dihamparan semesta,diantara tetesan hujan dan sepertiga malam...
Barangkali ini bukan isyarat cinta sesaat,bukan juga rahasia pada gemerisik dedaunan...
Ini telaga pengembara,utuh..yang melantunkan ayat-ayat dikeheningan pada dinginnya malam,pada detik yang begitu sunyi,dimana akan kubangun istana,surga yang sederhana..untukmu
Pada sunyi kutitip resah,dilangit kugantung mendung,tak ingin jatuh air hujan gelisah
Tak ingin rindu mengombak,menggulung,dalam tilam sunyi menanti rindu tak bertepi
Dalam hening yang bisu kunanti lembut sapamu
Menghitung hari bersamamu
Sunyi seakan begitu lekat pada waktu
Mendekap kegalauan yang bersembunyi digigil hari
Bersama geliat angin,kucari jejak rindumu,ditiap sudut reruang musim
Agar sebelum senja melipat hari,dapat kulukis selarik pelangi •*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•


Sabtu, 04 Desember 2010

uNtuknYa..

Padanya,ingin kumenaruh hati,agar tersimpan rapi,biar tak hilang terbawa arus derasnya godaan,bergelayut manja pada kisi-kisi cinta,agar tak salah memilih, tak salah menitipkan hati,

Kita adalah ombak-ombak yang berkejaran untuk mendapati
pantai berpasir putih. Saling beradu riak dan bergesekan dengan angin. Beberapa
di antaranya mati menghempas karang dan kapal. Lainnya menderu menyelemuti
pantai menyerupai titik-titik buih berkilau diterpa mentari, lalu kembali lagi
pada pelukan Samudera.
...
Siapakah yang jadi pemenang dan apakah makna dari kehidupan?

 

˙·٠•●♥ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ♥●•٠·˙Adalah kau˙·٠•●♥ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ♥●•٠·˙

Kalau ada seseorang yang harus kubenci di dunia ini adalah kau. Yang telah mencuri perhatianku dari cinta yang teramat besar kepada Rabb-ku.
Kalau ada yang sangat ingin kulindungi di dunia ini adalah kau, yang melindungi kehormatanmu hanya untuk Rabb-mu. Sungguh aku tak ingin mengenalmu bila Rabb-ku tak mengenalkanmu padaku. Bila kau temukan aku dalam istikharahmu maka adukan aku pada Rabb-ku,Rabb-kita, Rabb pemilik alam semesta beserta isinya. Jika mencintaimu adalah dosa besar maka aku adalah seorang pendosa besar, padahal tak pernah sedikitpun cintaku berkurang pada-Nya, namun tak berkurang juga sayangku padamu. Aku ingin mencintaimu hanya karena aku mencintai-Nya. Maka bila kau tak keberatan cintailah aku semata-mata karena kau hanya mencintai Allah dan rasul-Nya. Sungguh Allah itu mencintai hamba-Nya yang mencintai-Nya. Tak usah kau bagi cintamu yang begitu besar pada-Nya untukku. Biarkan Allah yang memberikan cinta-Nya untukku yang berasal darimu. Bila harus aku menyentuhmu maka aku akan menyentuhmu seizin Tuhanku, Tuhanmu yang membuat kita halal untuk saling menyayangi. Teruntuk yang tak ingin kusentuh sebelum kau halal untukku. Maka katakan padaku kalau kau halal bagiku setelah akadku atasmu di hadapan Allah..